Telepati

Apa sih arti dari Telepati? menurut KBBI:
telepati/te·le·pa·ti/ /télépati/ n daya seseorang untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain yang jauh jaraknya, atau dapat menangkap apa yang ada di benak orang lain tanpa mempergunakan alat-alat yang dapat dilihat

Mungkin bisa juga seperti ini: misalkan saya berpikiran ingin mendapat kabar dari si A, eh si A mengirim surat ke saya. Ya, memang sih sebetulnya semua itu sudah diatur oleh Allah, tapi kejadian seperti itu mungkin bisa disebut telepati.

Kemarin saya mengirim email pada seorang teman di Belanda. Kami intens berkirim email untuk berbagi kabar. Tapi sudah lama beliau tidak mengirim kabar pada saya (terakhir Januari). Kadang saya suka khawatir dengan keadaan beliau, karena beliau sering sakit-sakitan dan pernah operasi kanker. Jika beliau lama tak kirim kabar, kemungkinan terburuk yang ada di pikiran saya.

Eh, pagi ini saya mendapat balasan emailnya. Rupanya beliau pun sudah menunggu kabar dari saya. Dan beliau merasa telah melakukan telepati dengan saya.
"Ku berpikir aku mungkin dapat melakukan telepati. Minggu yang lalu aku mendapat tamu dan saya mengatakan kepada tamu itu bahwa aku khawatir tentang (atas) hal itu situasi di Turki, ingin menerima email dari teman-temanku di Alanya." begitu tulisnya dalam email :)

Jangan Campuri Kehidupan Pribadi Orang Lain


Semalam suami cerita tentang petugas bea cukai di Ataturk airport yang usil. Ini terjadi ketika awal kedatangan saya ke negara ini (April 2005), jadi saat itu saya belum ngerti bahasanya.
Scene: pemeriksaan koper di bea cukai
Petugas cewe: Kamu jauh jauh pergi ke Indonesia cuma buat nikah? Kayak yang ga ada cewe lain aja.
Suami: Kamu jomblo ya? Kalo kamu mau jadi istri kedua saya, nanti saya buka pendaftaran.
Petugas cewe: Ih kok ngomongnya gitu, ga sopan amat.
Suami: Nah, tadi kamu ngomong apa ke saya? Emangnya perkataan kamu tadi itu sopan? Jangan suka campuri kehidupan pribadi orang lain.
Dan polisi polisi yang berjaga di sana pun menertawakan petugas cewe itu.
#Thinkingaboutthepast

Sekarang Semua Serba Mudah


Informasi apa pun bisa dicari di internet, termasuk info seputar kawin campur. Dan sekarang semakin banyak pelaku kawin campur yang menulis blog dengan tujuan memberi info untuk memudahkan orang lain yang nantinya bernasib sama (kawin campur). Begitu pula dengan pelaku kawin campur di Turki.
Tapi dulu sebelum 2005, blog berbau kawin campur khususnya untuk pasangan Turki belum ada saya rasa. Karena tahun tahun itu saya kekurangan informasi. Untuk mengetahui dokumen yg harus dibawa oleh calon suami dari Turki, saya tanya langsung ke KBRT via email. Alhamdulillah fast respon. Ketika sudah menikah dan membuat visa di KBRT, saya bertemu dengan staff lokal yang pernah bertugas di Turki. Beliau menyarankan saya utk membawa mie instant, takutnya ga cocok dengan makanan Turki. Kan makanan Turki bukan cuma kebab. Tapi saya kelewat pede bakal bisa adaptasi dengan makanan Turki. Jadi saya ga bawa apa apa dari indonesia (baca: makanan dan bumbu). Emang sih saya suka mencoba semua makanan. Tapi kan bosan juga. Indomie masuk ke Turki kalo ga salah tahun 2012. Tapi sayang bapa itu tidak menyarankan untuk membawa rice cooker.
Saat itu saya belum bisa bahasa Turki. Cuman hapal, "nasılsın?" (apa kabar), "iyiyim", (saya baik baik), "teşekkür ederim" (terima kasih), "nerelisin?" (asal darimana). Berbekal buku "Bahasa Turki Sehari hari" hadiah dari teman.
8 April 2005 sore meninggalkan Indonesia, 9 April sore sampai di Istanbul. Berniat terbang ke Antalya tapi tiket sudah habis. Kami pun ke Alanya by bus. Euleuh meuni cangkeul bujur. 14-15 jam gituh di bus. 10 April pagi touch down Alanya.
Sejak hari itu saya di sini. Dan saat itu saya ga punya teman. Di rumah ga punya komputer dan internet. Duhhh seperti di pengasingan saja.
Kalau dilihat waktu sekarang...Wah beda banget. WNI yang mau nikah sama cowo Turki sudah bisa tanya sana sini, info sudah berserakan di internet. Jadi sebelum pergi ke Turki, bisa siapin segalanya.
#Thinkingaboutthepast

Iri pada teman (bag1)


Kata iri biasanya berkonotasi negatif ya? Tapi bagi saya, iri bisa menjadi sesuatu yang positif. Rasa iri pada teman penulis, memberikan semangat membara. "Kalau teman saya bisa, saya pun harus bisa", begitu gumam hati saya.
Sewaktu Multiply (MP) masih ada, di sana saya belajar menulis. Saya rajin ngeblog di sana dan berteman dengan teman teman blogger juga penulis yang keren keren. Sekarang pun kami tetap berteman di Facebook ini.
Ketika salah satu teman MP memposting foto tulisannya yang tampil di salah satu majalah ternama di Indonesia, saya pun ingin tulisan saya tampil di media. Saat itu saya tidak memikirkan bayaran. Yang penting tulisan saya tampil dan keluarga saya di Bandung bisa membacanya. Itu yang ada di pikiran saya saat itu. Saya searching media di Bandung yang bisa menerima tema tulisan saya yang mana saya menulis tentang Turki dan pengalaman hidup di Turki.
Kemudian saya menemukan Tribun Jabar, di sana ada kolom Surat dari Mancanegara dan bisa upload tulisan di websitenya. Saya pun mengirim tulisan pertama tentang sepak terjang kesebelasan Turki di Piala Eropa 2008 dan keadaan kota Alanya saat pertandingan. Ternyata tulisan saya menarik perhatian editor dan saya dihubungi via email bahwa tulisan saya ini akan tampil di edisi cetak minggu pagi. Alhamdulillah, saya girang sangat. Ini tulisan pertama yang tembus media. Sejak saat itu, saya rajin kirim tulisan ke Surat dari Mancanegara Tribun Jabar. Rentang waktu 2008-2011, tulisan saya suka mejeng di sana.
Bersambung

Mencari Matahari

Pernahkah merindukan kehadiran matahari?
Pernahkah menantikan senyuman matahari yang menghangatkan?

Sejak tinggal di Turki yang merupakan negara  empat musim, pasti selalu merindukan kehadiran sang surya saat musim dingin. Alanya tempat matahari tersenyum, tapi ada hari hari dimana mentari enggan tersenyum atau hanya bersembunyi di balik awan.

Saat itu musim dingin 2013-2014 saya menderita TBC yang mengharuskan datang ke klinik untuk minum obat tiap hari. Suster yang menangani sudah percaya kalo saya minum obatnya bener jadi saya suka dikasih obat untuk seminggu. Setelah habis obat, saya ke klinik untuk minum obat. Ternyata suster sedang ijin. Saya diberi obat oleh petugas lain. Diberi hanya untuk diminum saat itu saja. Dia tidak punya wewenang utk ngasih obat banyak banyak. Jadi minggu itu saya tiap pagi ke klinik. Memang idealnya harus begitu. Petugas atau suster harus melihat bahwa pasien minum obatnya lalu pasien tanda tangan (semacam jadwal minum obat).

Minggu itu cuaca buruk tiap hari angin kencang, ohhh susah sekali untuk berjalan. Hampir saya terbawa angin hampir terbang hehe Apalagi ketika berjalan melawan arus angin. 

Di jalan sangat dingin meskipun sudah pake jaket rangkap dua. Mata berkeliaran mencari sinar matahari. Ketika terlihat di sebrang ada secerca sinar, langsung nyebrang. Eh di sebrang ada beberapa cowo yg sedang berjalan sambil merokok. Saya rugi donk jalan di belakangnya kebagian asap rokok. Mau mendahului susah coz mereka jalannya berjejer menuhin trotoar. Jadi saya nyebrang lagi langsung ke gang. Coz di trotoar ini pun ada yg merokok.

[FTMvsWM] Edisi Curhat Part 2



Bekerja di luar rumah bukan berarti lepas tangan urusan rumah, bukan berarti tidak mengurus anak.
Jika saya lepas tangan urusan rumah, maka rumah saya akan berantakan dan kotor. Karena saya tidak membersihkan dan membereskannya.
Jika saya ga ngurus anak, maka setiap pagi saya ga akan membangunkannya untuk salat dan berangkat sekolah, saya tidak menyiapkan sarapan dan bekal sekolahnya, saya tidak memperhatikan pelajaran sekolahnya, dan saya tidak memperhatikan semua kebutuhannya.
(Anak saya sudah sebelas tahun, mengurusnya pasti beda dengan mengurus anak yang masih balita.)
Tapi faktanya, saya melakukan semuanya.
Jadi jangan menganggap ibu yang bekerja di luar rumah itu enak enak tidak mengurus rumah dan anak, padahal kami ini kerjaanya dobel :D

Gondok itu...

Gondok itu...
Ketika udah ngebayangin bala bala tapi...
Semalam, waktu udah nunjukin jam 10 -an malam. Saat baru pulang dari toko jam 8:30-an, saya ga ikutan makan malam karena udah rencana bikin bala bala. Siang pun saya ga makan berat hanya ngemil coklat dan makanan semodel ranginang. Hanya pagi sarapan sup dan sepotong roti.
Ok balik ke bala bala...
Saya pun masuk ke dapur dan segera mencuci sayuran yang dibutuhkan. Mengupas bawang putih dan memarutnya (tidak saya ulek maksudnya supaya cepet). Wortel juga udah saya parut. Sayuran lainnya udah saya iris. Pokoknya semua udah siap tercampur di wadah. Ketika membuka wadah tepung...tepungnya cuman ada dua sendok makan. Yaaaa mana cukup. Saya kadung memasukan tepung yang dua sendok itu ke dalam wadah sayuran. Untung belum manasin minyak. Daripada tambah bete, saya beresin aja masukin kulkas dan saya langsung tidur zzzzzzz.
Suami yang lagi nonton tv udah nagih aja, "mana bala bala?"

Çikolatam (my chocolate)


Teteh pedagang pasar jumat yg lapaknya tepat depan toko saya selalu memanggil saya çikolatam (dibaca: cikolatam). Pedagang pasar jumat bebenahnya kamis siang, diteruskan jualan sampe maghrib. Sesudah itu lapaknya ditutupi kain atau apa pun dan mereka pulang. Kemudian datang lagi jumat pagi untuk membuka pasar jumat.
Kamis kemaren, si teteh membawa cucunya (laki laki) yang terkecil kira kira usia 4 tahun. Si cucu dititipkan di toko saya karena terjadi angin kencang. Ini bukan kali pertama saya bertemu si cucu ini. Tapi hari itu kami jadi akrab hingga si cucu ga mau berpisah.
Si cucu ga tahu siapa nama saya hanya tahu kalo neneknya manggil saya çikolatam. Lalu ia pun bertanya, "nama kamu siapa?"
"çikolata," jawab saya. "Masa sih namanya çikolata," lanjutnya heran.
Tapi ia pun kemudian terbiasa menyebut çikolatam.
Ketika omnya mengajak pulang, dia ga mau. Dia keukeuh mau tinggal sama saya. Sampe akhirnya dia berhasil dibujuk pulang, tapi terus dadah dadah sampe belokan sambil bilang, "çikolatam...çikolatam..."
so sweet :D

[FTMvsWM] Edisi Curhat Part 1




Kangen sama sekolahnya anak. Sejak anak kelas 4 semester 2, saya udah ga bisa partisipasi di acara sekolah. Semuanya diwakilkan oleh neneknya. Karena saya harus bekerja di toko. Pergi jam 7:30 pagi, pulang jam 7:30 malam (paling cepat untuk saat ini).
Kalau ada pilihan sih mending di rumah aja. Duduk juga bisa selonjoran plus bisa tidur siang (sunat lho).
Pergi ke toko emang jam 7:30, tapi bangunnya harus sebelum subuh. Harus siapin sarapan dan bekalnya anak.
Jadwal kerja senin sampe sabtu. Sabtu harusnya sampe jam dua siang. Tapi, sekarang status suami sebagai mahasiswa S2, harus penelitian buat tesisnya. Nah, suami punya waktu buat penelitian hari sabtu dan minggu, karena weekday juga dia kerja. Jadi waktu libur saya pun tersita.
Sedangkan rumah juga perlu diurus. Suka bingung ngatur waktunya kalo hari libur pun sudah tersita. Belum lagi anak punya PR bikin maket atau kerajinan lain. Sudah pasti harus dibantu orangtua. Dan itu pasti emaknya. Tapi alhamdulillah anak pun kalau di sekolah ga ada kursus, dia pun nyusul ke toko buat bantuin emaknya.

Ingin Pakai Hijab


Saat musim panas beberapa tahun yang lalu, ada wanita cantik bersama bayinya melewati toko saya. Saya sedang duduk di depan toko. Ketika melihat saya, ia menunjuk hijab saya.
"French, Arabic?" tanyanya. Sepertinya ia orang Maroko atau Algeria yang tinggal di Prancis.
"No...English," jawab saya.
"Little English OK," lanjutnya.
Rupanya ia ingin membeli hijab.
Saya ajak masuk ke toko dan menunjukkan koleksi hijab yang ada.
Ia pun tersenyum dan segera memilih. Tapi saat itu kami tidak mendapat kesepakatan harga dan ia pun meninggalkan toko saya.
Tak lama kemudian ia kembali dan minta agar saya memberikan hijab yang dipilihnya dengan harga tawarannya. Dengan English yang terbata bata, ia bilang begini.
"Saya mau beli 4 kalau kamu ngasih harga segitu. Saya ingin memakai hijab. Tolonglah...bantu saya."
Hati saya meleleh mendengarnya. Saya pun memberikan 4 hijab dengan harga yang ditawarnya.
Semoga muslimah tersebut sudah berhijab sekarang, aamiin.

Bertemu Muslimah Argentina


Kemarin, pertama kali saya bertemu seorang muslimah asal Argentina. Ia bersama suaminya asal Afganistan dan 4 anak-anaknya berbelanja di toko saya. Setelah selesai jual beli, saya mengantarnya ke penjahit langganan untuk memotong jaket yang kepanjangan. Dalam perjalanan kami mengobrol. Saya menanyakan tentang bagaimana ia masuk Islam.
"Saya juga tidak tahu, saat itu saya 15 tahun. Tapi alhamdulillah Allah memberikan saya hidayah dan menjadi Islam," begitu kira kira jawabannya.
"Bagaimana dengan keluargamu?" tanya saya kemudian.
Ia pun menjawab begini, "Mereka tidak menerima dan sangat sulit buat saya. Tapi alhamdulillah saya sudah Islam. Dan saya menikah dengan yang beragama Islam (mereka tinggal di Jerman). Alhamdulillah."
Cipika cipiki dan cipika lagi (3 kisses from Germany) menjadi tanda perpisahan kami sore itu.

Dari Praktik Bahasa Inggris menjadi Jodoh


Dulu, saya berkeliaran di dunia maya (ceting dengan oramg asing) bertujuan untuk praktik bahasa Inggris. Ga tau dech orang yang ceting dengan saya itu orang baik baik atau scammer cinta. Soalnya waktu tahun 2001 belum beken yang namanya scamer cinta.
Saya ceting ya ceting aja wong pengen ngomong bahasa Inggris. Terus ketemu sama suami di mirc (diajarin temen ceting di mirc. Jadi waktu itu taunya mirc doang). Ternyata tujuan suami pun sama. Pertamanya untuk praktik bahasa Inggris. Menyapa saya di mirc (server dalnet chanelnya lupa) yang bernickname Diana007, disangkanya saya orang Inggris. Hehe tertipu :D
Ternyata kita sama sama orang yang sedang belajar bahasa Inggris dan memang berjodoh.
Dulu, saya tidak terpikir untuk mencari orang asing sebagai pendamping hidup. Tapi suamiku ini emang ga pengen menikah dengan cewe Turki. Ketika tahu saya orang Indonesia dan negara kita dikenal sebagai negara berpenduduk muslim terbanyak, maka suamiku langsung saja melamar. Namun saya tidak menghiraukannya hngga empat tahun kemudian kami menikah.
Tahun tahun itu di Bandung susah nyari turis buat diajak ngobrol English. Mungkin Allah menjodohkan saya dengan orang Alanya salah satunya supaya saya bisa puas praktik bahasa Inggris di Alanya yang merupakan destinasi wisata orang Eropa. :D
Di sini ga usah repot nyari turis soalnya turis udah pabalatak. Dan mereka dengan sendirinya bakal nyamperin kalau mau belanja di toko saya.
Rencana Allah emang TOP

Motivasi Menulis


Apakah di antara teman-teman ada yang berniat jadi penulis?
Bagi yang berniat, apa usaha yang dilakukan untuk mewujudkannya?
Untuk menjadi penulis, tentunya harus menulis. Mulailah menulis dan lakukan itu setiap hari. Luangkan waktu barang satu jam (minimal) setiap harinya secara kontinyu.
"Tapi susah untuk memulainya", banyak ya yang bilang seperti itu :D
Sebetulnya simpel aja, tinggal tuliskan apa yang ada di pikiran saat itu juga. Tulis di buku tulis atau di note hp atau di blog atau di status medsos.
Whats on your mind? Begitu fb suka nanya setiap saat. Nah tulislah apa yg ada di pikiranmu.
Tentukan mau nulis apa. Blog, artikel atau buku?
Tulislah apa yang ada di pikiran. Secara acak pun tak apa, nanti dibaca ulang dan dibenarkan urutannya.
Bagaimana untuk mendapatkan motivasi menulis?
* Lihatlah teman teman yang sudah berhasil menulis artikel di media dan mendapat transferan.
* Lihatlah teman teman yang rajin update blog dan mendapat penghasilan dari blognya.
* Lihatlah teman teman yang sudah berhasil menerbitkan buku baik secara indie maupun melalui penerbit.
Jadikan semua itu sebagai pemacu semangat untuk menulis.
Ayo mulailah menulis dan jangan lagi bilang "susah mulainya". ;)

[Jual e-book] Aktivitas Seru Ramadan

Ramadan sebentar lagi... Kita sambut Ramadan dengan suka cita :) Ini lo ada ebook aktivitas yang seru untuk Ramadan. *** Aktivitas Seru Rama...